Selasa, 24 Juli 2012

Ayah... your is the best !!!


  Ayah... your is the best !!!
Hari itu, tanggal 12 April 2012. Seorang Bapak  usianya kira-kira 65 th, tapi aku lupa siapa namanya, sebab memang aku gx Tanya si hehe… ia datang pada ku dengan tangan gemetaran dan nafas yang tidak beraturan seakan ia baru saja selesai dari mendaki bukit, kemudian ia memberikan kertas struk rekening pembayaran listrik pada ku. Aku menyapanya dengan senyum ramah tama, (biasalah namanya juga karyawan menyambut nasabahnya, so aku harus selalu tersenyum tuk semuanya…sok ramah banget ya aku..hehe) , tapi jangan salah loh aku melakukan semuanya karena mencari ridho Allah dan demi professional kerja gituloh…cie…
Next))))) 
Kembali ke cerita bapak tua tadi. Sambil tersenyum bapak itu berkata “ tolong nak, di cek dulu biayanya, jika uang saya cukup nanti saya bayar langsung, tapi jika tidak mencukupi berarti saya belum bisa membayar kewajiban saya  sekarang“. kemudian aku mengambil kertas yang diberikan oleh bapak itu, ntah kenapa hati ku seakan terasa pilu melihat kondisi bapak tua  itu. Lalu aku pun mengecek rekening tersebut. Setelah selesai aku menyapanya “pak, jumlah  tagihan listrik yang harus bapak bayar sebesar Delapan Puluh Tiga Ribu Rupiah. maaf pak, tagihan listrik ini apa bapak mau lunasi langsung atau bapak hanya mau mengeceknya  aja dulu?” bapak tua itu seakan tak mendengarkan apa yang baru saja aku katakan padanya, pandangannya seakan menerawang jauh ntah kemana.
Akhirnya aku mengulang kembali perkataan yang tadi aku katakan padanya. Aku perhatikan bapak tua itu seakan bimbang, mau jawab apa, karena aku melihat wajahnya seakan tak  percaya dengan jumlah pembayaran tersebut. ternyata jumlahnya cukup besar bagi bapak tua itu. “maaf nak, jumlahnya besar sekali, padahal pemakaian listrik di rumah saya hanya sedikit. sepetinya saya belum bisa membayar sekarang karena uang saya belum cukup tuk melunasinya”. Dengan berat hati saya mengembalikan struk pembayaran listrik milik bapak tersebut, “ ini pak rekeningnya, tidak apa-apa sekarang bapak belum bisa membayarnya, insyaAllah besok atau lusa bapak mendapatkan rezeki untuk melunasi kewajiban bapak ini”.  Dengan tangannya yang sudah mulai keriput ia mengambil struk pembayaran listrik itu dari tangan ku dan dengan wajah tertunduk lesu ia berkata “ ya nak, insyaAllah saya akan berusaha tuk membayarnya, sekarang saya mau mencari uang untuk tambahannya”. Dengan wajah kecewa bapak tua itu melangkahkan kakinya dan pergi keluar menghampiri becaknya.
 Saat aku melihat kondisi bapak tua itu, aku pun teringat pada sosok ayah ku tercinta, dalam hati aku berkata “ya Allah beginikah kondisi ayah ku dulu, saat ia mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan kami dirumah, subhanallah begitu besar jasa mu ayah….ayah maafkan anak mu ini yg terkadang memaksakan kehendak dan terkadang tak pernah mengertikan kondisi mu… ayah q janji q akan berusaha untuk menjadi yg lebih baik lagi demi mu ayah…karena aku yakin walaupun ayah sudah berada di alam yang berbeda dengan ku, ayah pasti akan merasakan apa yg aku lakukan di Dunia yang fana ini…sungguh aku kangen ayah…”
Ayah... your is the best !!! :)
 Astaqfirullahalazim, apa yg aku lakukan , aku melamunkan ayah tanpa terasa air mata ku pun mengalir begitu saja bagaikan hujan gerimis yang datang tanpa di undang. Duuh aku koq jadi cewek cengeng bnget si, syukur deh gx ada orang yang liat, kan malu jika ada yg liat, apa lagi kalau bapak tua itu yg liat, ntar aku diledekin di bilang nangis tanpa sebab lagi…oowhh TIDAK, mau taruh dimana muka ku..(ngumpet aja kali ya hehehee…)
Sambil menyeka airmata yang sudah membasahi pipi ku, pandanganku tak lepas dari tubuh kurus bapak tua itu. Mata ku membiarkan ia pergi berlalu dan lidah ku seakan beku tak dapat berkata sepata kata pun. aku hanya dapat menatap kepergiannya, seperti penggemar yang membiarkan orang yang digemarinya pergi berlalu meninggalkanya setelah memberikan tanda tangan. (emang siapa si yang digemari….hehe. jangan Tanya ya, yang pasti ada dh….ciee…)
Next)))))
Aku berusaha mengingat dimanakah aku pernah melihat sosok bapak tua itu. Dalam hati aku berteriak Oohh iya, aku ingat aku pernah melihatnya di jalan raya, waktu itu aku kebetulan harus berangkat pagi-pagi sekali, karena harus menyelesaikan beberapa tugas yang belum sempat aku kerjakan. (sebenarnya bukan belum sempat si tapi aku lupa ngerjainnya….sok sibuk banget si aku, tugas aja sampai lupa…hehe). Sedangkan tugas tersebut harus aku kumpulkan pagi itu juga sekitar pukul 09.00 WIB, tugasnya sudah harus terkumpul semua.
Dalam perjalanan, aku berpikir memutar otak ku, tentang bagaimana cara aku menyelesaikan tugas itu, aku bicara pada diriku sendiri, aku seakan membuat sebuah sketsa program dalam otakku yang harus aku selesaikan nanti setelah tiba di kantor. Sedang asyik-asyiknya aku berpikir tentang program rencana yang mesti aku selesaikan nanti. Saat itulah padanganku terperanjat pada sosok bapak tua yang sedang mengayuh becaknya dengan tertatih-tatih seakan didalam becaknya terdapat beban yang sangat berat, padahal pagi itu becaknya masih terlihat kosong tak ada barang ataupun penumpang yang menempati didalamnya. Seketika itu juga otak ku seakan diperintahkan untuk berhenti sejenak berpikir tentang masalah tugas-tugas yang mesti aku selesaikan itu.
Seakan dipandu mata ku tak lepas memandang sosok bapak tua itu, dan dalam hati, aku berkata SubhanAllah sungguh mulia pengorbanan bapak tua itu sebagai seorang ayah, pagi-pagi buta ia sudah harus berangkat bekerja, tanpa berhenti berharap agar hari ini ia mendapatka rezki yang lebih lumayan dari hari-hari sebelumnya.
Sedangkan aku, pagi ini kebetulan aja berangkat pagi-pagi karena ada tugas yang mesti aku selesaikan, jika tidak mungkin aku masih bersantai-santai menyantap sarapan pagi. Ya Robb, hamba mohon ampun jika terkadang hamba kurang mensyukuri nikmat-Mu.
Next)))))))
Ternyata bapak tua itu sehari-harinya bekerja menawarkan jasanya sebagai tukang becak. Dengan tubuh yang sudah cukup tua itu, dan dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada. Bapak tua itu, tetap berusaha mengayuh becaknya mencari orang-orang yang sudi menerima jasanya. 
Bapak itu dengan susah payah mengayuh becaknya berkeliling mencari orang yang mau menerima jasanya….sungguh besar pengorbanannya, demi untuk mencari sesuap nasi untuk keluarganya yang telah menanti dirinya pulang di rumah…
Dada ku sesak seakan sulit tuk bernafas, mata ku seakan tak mampu melihatnya pergi berlalu dengan kekecewaan yang mungkin sangat mendalam, karena ia tidak hanya memikirkan pembayaran listrik itu tetapi aku yakin ia juga sedang memikirkan bagaimana caranya ia pulang dengan sejumlah uang yang ia miliki itu. Jika uang itu ia simpan dulu sementara untuk tambahan membayar listrik, tapi bagaimana dengan anak dan istrinya mau makan apa mereka ? jika ia tidak membeli beras/ lauk pauk.
Saat itu aku merasa aku orang yang sangat tak berguna,  karena aku tak mampu membantunya, aku tak bisa berbuat apa-apa untuk bapak tua itu.….tapi dalam hati aku memohon, berdo’a kepada Sang Maha Pemurah (Allah). “ Ya Allah murahkan lah rezki bapak tua itu, Ya Robb, berilah ia kemudahan-Mu, Ya Rahman berilah ia kesabaran yang kuat dalam menghadapi kehidupan ini, hamba mohon Ya Robb, jgn Engkau berikan cobaan yg tak sanggup ia hadapi. Hanya kepada Engkau kami memohon dan meminta pertolongan….” Amiinn.
Tulisan ini bukan rekayasa belaka, tapi inilah faktanya, masih banyak sekali masyarakat kita yang membutuhkan bantuan uluran tangan kita, wahai saudara seiman dan setanah air, coba kita renungkan terkadang dirumah kita makanan berlebihan, belum lagi terkadang kita membelanjakan uang kita untuk hal-hal yang belum begitu kita butuhkan, yang belum begitu penting. yang terkadangpun tidak menutup kemungkinan sesuatu yang kita beli mahal-mahal mala menjadi barang yang mubazir dan tak bermanfaat bagi kita, karena tak bermanfaat kita pun menyepelehkannya.
Wahai saudara, Kita dapat berbuat spt itu karena kita memiliki apa yang kita inginkan, tp apakah pernah kita meluangkan sedikit waktu kita tuk memikirkan kesulitan orang yang tak berpunya, bahkan semenitpun terkadang tak terpikirkan oleh kita. wahai saudara, jangan salah harta yang kita miliki itu bukan seutuhnya milik kita dan disana juga terdapat hak orang lain dan yang pastinya lagi semuanya milik Allah. Kapan pun Ia(Allah) menginginkannya, maka Allah pun akan mengambil semuanya dari kita, karena semuanya hanyalah titipan sementara dari-Nya.
Wahai saudara, apakah pernah kita memikirkan orang-orang  di luar sana yang tidak memiliki apa-apa seperti bapak tua yang saya ceritakan tadi….. pertanyaan itu jawabannya ada pada diri kita masing-masing….!!!

Minggu, 15 Juli 2012

Ramadhan Is Back


Ramadhan Is Back, I'm Very Happy............

Marhaban Ya Ramadhan...

Dalam hitungan jam kan kita jelang Ramadhan nan suci, bulan yang penuh keberkahan,

bulan yang penuh dengan ampunan.

perlu kesiapan mental yang matang dan kejernihan hati tuk menyambutnya..

Matahari berdzikir, angin bertasbih dan pepohonan memuji keagungan-Nya.

Adzan-adzan lari berseruan dari langit-langit rumah-Allah
 Yang Maha Agung

Semua menyambut datangnya Seribu Bulan.

Ku Tuntun jari-jari dosaku ke arah-Mu

Kutundukkan congkak kepalaku

ku raih tangan menengadah kepada-Mu

Seakan, Tak layak ku disisi-Mu

Gelimang noda dan dosa balut tubuhku dari semua rasa yang telah mati

ku mohon ampun atas semua khilaf yang pernah dilakukan.

Marhaban Ya Ramadhan...

Bila ada langkah membekas lara

bila ada kata merangkai dusta

bila ada tingkah menoreh luka

pada kesempatan ini ana mohon maaf setulus hati atas khilaf yang pernah melukai

mari kita sambut ramadhan dengan kebersihan hati

Marhaban Ya Ramadhan...

Taqobalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir & batin atas segala kesalahan

Selamat Melaksanakan Ibadah Puasa

Semoga bulan Ramadhan tahun ini , kita semua merasakan manisnya iman di bulan yang penuh keberkahan ini….

Rabu, 11 Juli 2012

The Sky is What I Feel



Mata kecil terjaga oleh pancaran cahaya yang menyilaukan

Pupil mungil teraliri sinar yang bersembunyi dibalik angin

Lalu, sebuah goresan abstrak terlukis pada permukaan rentina

Hamparan biru luas tak terbatas yang tak pernah bisa terjangkau

aku menamainya “Kubah Agung”

Dia adalah proyeksi setiap perasaan.

Kala air mataku jatuh, maka menangislah sang hujan

Kala bibirku merekah, maka dia berbinar cerah

Kala hatiku berteriak, maka menderulah sang badai

Kala jiwaku terhempas sedih, maka bangunlah sekelompok awan mendung

Kala ragaku merekah patah, maka mengamuklah angin tornado

Kala diri ini berduka, maka bersedihlah langit malam kelam

Kala nafasku menghembuskan cinta, maka berkediplah sang bintang

Dan kala aku tenggelam dalam laut kasih sayang, maka langit sore memerah malu

Karena, Kubah Agung selalu mewakili perasaanku….

Because, the sky is what Ifeel…………