FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM



Hubungan Sistem Pendidikan Islam Dengan Filsafat Pendidikan Islam
OLEH : Dyen Syafitri
MAHASISWI STAIN CURUP


 BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia.
Segera setelah anak dilahirkan dan sebelum dilahirkan sudah terjadi proses belajar pada diri anak, hasil yang diperolehnya adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta pemenuhan kebutuhannya. Oleh sebab itulah pendidikan dapat disebut sebagai budayanya manusia.
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan pada dasarnya juga merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada suatu lingkungan tertentu, yang biasanya disebut dengan interaksi pendidikan yakni saling mempengaruhi di antara keduanya. Di samping itu, pendidikan juga diakui sebagai suatu usaha untuk menumbuhkan serta mengembangkan potensi ke arah yang positif.
Dalam kesempatan ini penulis akan membahas tentang “Hubungan Sistem Pendidikan Islam Dengan Filsafat Pendidikan Islam”. Yang dalam kesempatan ini akan membahas beberapa poin pokoknya, yaitu menjelaskan Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam, Hakekat Pendidikan Islam, Hakekat Pendidik dalam Pendidikan Islam, serta Hakekat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan Sistem Pendidikan Islam Dengan Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam pada khususnya, adalah bagian dari Ilmu Filsafat, maka dalam mempelajari filsafat ini perlu memahami terlebih dahulu tentang pengertian filsafat terutama dalam hubungannya dengan masalah pendidikan, khususnya dalam Pendidikan Islam. Secara harfiyah, filsafat berarti “Cinta Kepada Ilmu”. Filsafat berasal dari kata : “Philo” = Cinta dan “Sophos” = Ilmu/Hikmah. Secara historis, filsafat menjadi INDUK semua ilmu pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani Kuno sampai sekarang ini.[1]
Sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam yang tidak terlepas dari syariat Islam itu sendiri. Sistem pendidikan islam dinilai islami bila sesuai dengan konsep ajaran al-qur’an dan hadis yang menjadi dasar tujuan dalam kehidupan muslim.[2]
Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder.[3]
Jadi, hubungannya sangat erat sekali, karena filsafat pendidikan Islam merupakan pemikiran mendasar yang dilandasi dan mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan Islam tersebut. Filsafat pendidikan Islam juga bertugas untuk melakukan kritik-kritik tentang metode yang digunakan dalam proses pendidikan Islam serta sekaligus memberikan pengarahan mendasar tentang bagaimana metode tersebut harus didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk mencapai tujuan.[4]
Dalam hal ini, hubungan diantara keduanya sangat erat dang mempunyai relevansi yang tinggi.[5] Hal ini disebabkan keberadaan filsafat pendidik akan membantu memecahkan persoalan-persoalan pendidikan Islam dan dapat membentuk kepribadian pendidik, anak didik, atau calon pendidik dan semua yang terlibat dalam dunia pendidikan. Denganya diharapkan terciptanya manusia yang beriman, bertakwa, berbudi luhur, dan berketerampian sesuai dengan tujuan pendidikan.
A. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan
Dalam perumusan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:[6]
  1. Tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertical maupun horizontal.
  2. Sifat-sifat dasar manusia.
  3. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.
  4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.
Dalam aspek ini,ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu ;[7]
  1. Mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dibumi.
  2. Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.
  3. Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.[8]
Secara yuridis bunyi UU tersebut mengisyaratkan bahwa pendidikan kita harus memiliki karakter positif yang kuat, artinya praktik pendidikan tidak semata berorientasi pada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga dimensi taksonomi pendidikan, yakni Read more: Pentingnya karakter positif pendidikan
Tujuan pendidikan itu terdapat dalam Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2007, tentang pendidikan agama dan keagamaan, yaitu ;[9]
a. Pasal 1
·         Ayat 1 Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan ketrampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan
·         Ayat 2 Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya.
b. Pasal 2
·         Ayat 1. Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intern dan antar umat beragama
·         Ayat 2 Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
c. Pasal 8
·         Ayat 1. Fungsi Pendidikan Keagamaan Mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli agama
·         Ayat 2. Pendidikan Keagamaan bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama, yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia
Menurut Hasan Langgulung yg dikutip oleh Djamaluddin, Pendidikan Islam ialah pendidikan yg memiliki empat macam fungsi yaitu :[10]
o   Menyiapkan generasi muda utk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yg akan datang. Peranan ini berkaitan erat dgn kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
o   Memindahkan ilmu pengetahuan yg bersangkutan dgn peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
o   Memindahkan nilai-nilai yg bertujuan utk memilihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yg menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
·         Mendidik anak agar beramal di dunia ini utk memetik hasil di akhir
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam dapat dibagi kepada tiga bagian berikut ini :[11]
Ø  Tujuan Individual
Pada bagian ini tujuan pendidikan diarahkan pada terbentuknya pribadi muslim yang baik, yaitu seseorang yang berpikir, merasa dan bekerja pada berbagai lapangan kehidupan pada setiap waktu sejalan dengan apa yang diperintah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Orang semacam ini hidup sejalan dengan akidah Islamiyahnya, serta mati dalam keadaan beragama Islam.
Ø  Tujuan Sosial
Pada dasarnya manusia itu memiliki dua sisi kehidupan, yaitu sisi kehidupan individual yang berhubungan dengan beriman kepada Allah dan sisi kehidupan sosial yang berhubungan dengan masyarakat, tempat manusia itu hidup. Oleh karena itu, Pendidikan juga harus diarahkan pada terciptanya masyarakat yang baik yang sejalan dengan ketentuan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Pada tujuan sosial ini, pendidikan diarahkan agar dapat melahirkan manusia-manusia yang dapat hidup bersama dengan orang lain, saling membantu, menasehati, mengatasi masalah, dan seterusnya.
Ø  Tujuan Da’wah Islamiyah
Allah SWT telah mengutus para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan memberi peringatan, sehingga segenap manusia hanya mengikuti Allah dan Rasul-Nya saja. Sementara manusia juga memikul beban mengajak manusia lainnya kepada jalan yang baik dan mencegah berbuat buruk. Hal ini sejalan dengan firman Allah Q.S. Ali-Imran : 110 yang berbunyi :
كُنْتُمْ خَيْرُ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ……..  {ال- عمران : 110}
Artinya :“Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
Abu Hurairah mengatakan bahwa kehadiran manusia yang datang kepada manusia yang lain dengan dakwah adalah berupaya melepaskan belenggu dari rantai kebodohan sehingga mereka itu dapat masuk surga. Orang semacam itu rela mengorbankan harta dan jiwanya dalam berjuang untuk kemanfaatan manusia. Orang seperti inilah yang termasuk ummat yang baik. Makhluk itu tak ubahnya bagaikan keluarga Allah, mereka berusaha mencintai Allah dengan jalan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi makhluk-Nya itu.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tahap ketiga ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan menyebar-luaskan ilmu dan ma’rifat yang didatangkan Al-Qur’an al-Karim sebagaimana hal itu dilakukan kaum salaf. Kedua dengan cara berjihad yang sungguh-sungguh sehingga kalimat Allah yang demikian tinggi itu dapat berdiri tegak.
Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam ialah menumbuh-kembangkan pribadi anak sesuai dengan nilai-nilai Islam yang benar. Oleh karena itu, berbicara pendidikan Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai kesempurnaan hidup (keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak).

B.  Hakekat Pendidikan Islam
Pendidikan di lembaga erat kaitanya dengan kewajiban menuntut ilmu. seperti di ketahui menuntut ilmu dalam islam hukumnya wajib, dalam sebuah hadits Qudsi,Allah Swt,berfirman :
"Wahai anak Adam (seluruh manusia)belajarlah ilmu-ilmu yang wajib atas kamu untuk mempelajarinya,kerena barang siapa yang tidak memiliki ilmu,maka ia tidak mempunyai akal dan tidak pula Agama,Barang siapa yang tidak mempunyai agama maka di akhirat ia tidak mempunyai surga."
Hakikatnya pendidikan itu merupakan :[12]
  1. Proses yang pasti, karena bersumber dari sifat Allah yang mendidik yang menciptakan manusia secara fitrah selalu menginginkan kemajuan secara terus menerus.
  2. proses yang tetap, karena bersumber dari Allah dan berproses sesui dengan sunnatullah dan tidak bergeser sedikitpun.
  3. Proses yang objektif, kerena pendidikan berlaku untuk segenap manusia tidak bergantung kepada apa dan bagaimana status sosialnya di muka bumi ini.
  4. Memelihara ketauhidan umat manusia terhadap Allah SWT, yang merupakan inti dari hidup dan kehidupan umat manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dari seluruh uraian diatas tentang pendidikan maka hakekat pendidikan Islam sebenarnya adalah semua yang ada pada diri manusia tidak terlepas dari pendidikan khususnya pendidikan Islam yang menjadi landasan yang mendasar dan menjadi acuan bagi manusia untuk memulai pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
C. Hakekat Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Dikutip dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang mendidik.Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam persepektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.[13]
Jika menjelaskan pendidik ini selalu dikaitkan dengan bidang tugas dan pekejaan, maka fareable yang melekat adalah lembaga pendidika. Dan ini juga menunjukkan bahwa akhirnya pendidik merupakan profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada diri seseorang yang tugasnya adalah mendidik atau memberrikan pendidikan.
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik baik potensi efektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Beberapa ahli pendidikan yang memberikan arti pendidik adalah :[14]
  1. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang mempertanggung jawabkan sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik
  2. Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik
v  Tugas Pendidik Menurut Filsafat Pendidikan Islam
Dalam Islam tugas seorang pendidik dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. Dalam operasionalnya mendidik merupakan rangakaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dsb. Disamping itu pendidikjuga bertugas sebagai fasilitator dan motivator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis.
Menurut Ahmad D. Marimba, tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna ditranformasikan kepada peserta didik, serta melihat kekurangan dan kelebihannya.[15]
ü  Tugas Pendidik secara umum :
Pada hakekatnya mengemban misi yang mengajak menusia untuk tunduk dan patuh pada hukum – hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
ü  Tugas Pendidik secara khusus :
  1. Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian setelah program itu dilaksanakan.
  2. Sebagai pendidik (edukator) yang mengarahkan peserta didik pada tinggakat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia.
  3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan itu.
Sedangkan tanggung jawab dari seorang pendidik adalah :[16]
1)Bertanggung moral.
2)Bertanggung jawab dalam bidang pedidikan.
3)Tanggung jawab kemasyarakatan.
4)Bertanggung jawab dalam bidang keilmuan
v  Karakteristik pendidik[17]
Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang dapat membedakannya dari yang lain. Dalam hal ini An-Nahlawi membagi karakteristik pendidik muslim kepada beberapa bentuk, diantaranya yaitu:
  1. Bersifat ikhlas: melaksanakan tugasnya sebagaipendidik semata-mata untuk mencari keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.
  2. Mempunyai watak dan sifat rubbaniyah.
  3. Bersifat sabar dalam mengajar.
  4. Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya.
  5. Mampu menggunakan metode mengajar yang bervariasi.
  6. Mampu mengelola kelas dan mengetahui psikis anak didik, tegas dan proposional.
Sementara dalam kriteria yang sama Al-Abrasyi memberikan batasan tentang karakteristik pendidik, diantaranya :
  1. Seorang pendidik hendaknya memiliki sifat zuhud yaitu melaksanakan tugasnya bukan semata-mata karena materi akan tetapi lebih dari itu adalah karena mencari keridhaan Allah.
  2. Seorang pendidik hendaknya bersih fisiknya dari segala macam kotoran dan bersih jiwanya dari segala macam sifat tercela.
  3. Seorang pendidik hendaknya Ikhlas, tidak riya’, pemaaf, dan mencintai peserta didik juga mengatahui karakteristik anak didiknya.
Tujuan Pendidik
Pendidik adalah orang yang mempunyai rasa tanggung jawab untuk memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya demi mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.[18]
Orang yang pertama yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak atau pendidikan anak adalah orang tuanya, karena adanya pertalian darah secara langsung sehingga ia mempunyai rasa tanggung jawab terhadap masa depan anaknya.
Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun karena mereka tidak mempunayai kemampuan, waktu dan sebagainya, maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang dikira mampu atau berkompeten untuk melaksanakan tugas mendidik.
Dari uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa hakekat pendidik yang pada dasarnya seorang Pendidik adalah orang yang tergolong penting dalam pendidikan karena seorang pendidik adalah orang yang memberikan pendidikan kepada anak didiknya. Seorang pendidik adalah subjek dalam proses pendidikan dan pengajaran Islam. Jadi pada hakekatnya proses pendidikan tidak akan berjalan secara efisien tanpa adanya pendidik yang mampu menjadi sebenar – benarnya pendidik.[19]

D. Hakekat Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.[20]
Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.
Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan, diantaranya, yaitu :[21]
1) Aspek Paedogogis.
Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dresser. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan.
2) Aspek Sosiologi dan Kultural.
Menurut ahli sosiologi, pada perinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu makhlik yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.
3) Aspek Tauhid.
Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homoriligius (makhluk yang beragama)

BAB III
PENUTUP
Sebagai penutup dalam penulisan makalah ini, maka dari uraian di atas penulis menyimpulkan semua apa yang telah dibahas.
Sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan ajaran Islam yang tidak terlepas dari syariat Islam itu sendiri.
Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder.[22]
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam dapat dibagi kepada tiga bagian berikut ini :[23]
Ø  Tujuan Individual
Ø  Tujuan Sosial
Ø  Tujuan Da’wah Islamiyah
Hakekat pendidikan Islam sebenarnya adalah semua yang ada pada diri manusia tidak terlepas dari pendidikan khususnya pendidikan Islam yang menjadi landasan yang mendasar dan menjadi acuan bagi manusia untuk memulai pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam persepektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik.
Sedangkan peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.


[1] Prof. H.M. Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994) hal. 1
[2] http://tutorialpai.mkdu.upi.edu/?p=265
[3] http://mbegedut.blogspot.com?2010/10/pengertian-filafat-pendidikan-Islam.html
[4] Prof. H.M. Arifin, M.Ed, Op, Cit
[5] Prof. Dr. H. Jalaluddin, dkk, Filsafat PendidikaN, Manusia, Filsafat dan Pendidikan, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2007) hal. 37
[6] http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/hakekat-pendidikan-islam.html
[7] Delsajoesafira, ibid
[8] http://tutorialpai.mkdu.upi.edu/?p=265
[9] http://www.scribd.com/doc/14811521/pp-NO-55-TAHUN-2007
[10] http://blog.re.or.id/pendidikan-islam-indonesia.htm
[11] http://modens13.wordpress.com/2010/03/05/tujuan-pendidikan-islam
[12] http://www.rialnamiraislamcschool.co.cc/2010/01/hakikat-pendidikan-islam.html
[13] http://rumahmakalah.wordpress.com/2009/05/18/hakekat-pendidik-dan-peserta-didik/
[15] ibid
[17] ibid
[19] ibid
[20] http://icheelrahma.blogspot.com/2010/10/hakekat-pendidikan-dalam-pendidikan-islam.html
[22] http://mbegedut.blogspot.com?2010/10/pengertian-filafat-pendidikan-Islam.html
[23] http://modens13.wordpress.com/2010/03/05/tujuan-pendidikan-islam


DAFTAR PUSTAKA
Ø  Jalaluddin, dkk, Filsafat Pendidikan Manusia Filsafat dan Pendidikan, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2007
Ø  Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1994