Hubungan Sistem
Pendidikan Islam Dengan Filsafat Pendidikan Islam
OLEH : Dyen Syafitri
MAHASISWI STAIN CURUP
MAHASISWI STAIN CURUP
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan bagi
kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan
sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang
sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia.
Segera setelah anak dilahirkan dan sebelum dilahirkan sudah terjadi proses belajar pada diri anak, hasil yang diperolehnya adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta pemenuhan kebutuhannya. Oleh sebab itulah pendidikan dapat disebut sebagai budayanya manusia.
Segera setelah anak dilahirkan dan sebelum dilahirkan sudah terjadi proses belajar pada diri anak, hasil yang diperolehnya adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta pemenuhan kebutuhannya. Oleh sebab itulah pendidikan dapat disebut sebagai budayanya manusia.
Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang
dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan
pada dasarnya juga merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta
didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada
suatu lingkungan tertentu, yang biasanya disebut dengan interaksi
pendidikan yakni saling mempengaruhi di antara keduanya. Di samping itu, pendidikan juga diakui sebagai suatu
usaha untuk menumbuhkan serta mengembangkan potensi ke arah yang
positif.
Dalam
kesempatan ini penulis akan membahas tentang “Hubungan Sistem
Pendidikan Islam Dengan Filsafat Pendidikan Islam”. Yang dalam
kesempatan ini akan membahas beberapa poin pokoknya, yaitu menjelaskan
Tujuan dan Fungsi Pendidikan Islam, Hakekat Pendidikan Islam, Hakekat
Pendidik dalam Pendidikan Islam, serta Hakekat Peserta Didik dalam
Pendidikan Islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
Hubungan
Sistem Pendidikan Islam Dengan Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam pada khususnya, adalah
bagian dari Ilmu Filsafat, maka dalam mempelajari filsafat ini perlu
memahami terlebih dahulu tentang pengertian filsafat terutama dalam
hubungannya dengan masalah pendidikan, khususnya dalam Pendidikan Islam.
Secara harfiyah, filsafat berarti “Cinta Kepada Ilmu”. Filsafat berasal
dari kata : “Philo” = Cinta dan “Sophos” = Ilmu/Hikmah. Secara
historis, filsafat menjadi INDUK semua ilmu pengetahuan yang berkembang
sejak zaman Yunani Kuno sampai sekarang ini.[1]
Sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang
terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan sesuai dengan ajaran Islam yang tidak terlepas dari syariat Islam
itu sendiri. Sistem pendidikan islam dinilai islami bila sesuai dengan
konsep ajaran al-qur’an dan hadis yang menjadi dasar tujuan dalam
kehidupan muslim.[2]
Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara
filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang
didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan
pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber
sekunder.[3]
Jadi, hubungannya sangat erat
sekali, karena filsafat pendidikan Islam merupakan pemikiran mendasar
yang dilandasi dan mengarahkan proses pelaksanaan pendidikan Islam
tersebut. Filsafat pendidikan Islam juga bertugas untuk melakukan
kritik-kritik tentang metode yang digunakan dalam proses pendidikan
Islam serta sekaligus memberikan pengarahan mendasar tentang bagaimana
metode tersebut harus didayagunakan atau diciptakan agar efektif untuk
mencapai tujuan.[4]
Dalam hal ini, hubungan diantara keduanya sangat
erat dang mempunyai relevansi yang tinggi.[5]
Hal ini disebabkan keberadaan filsafat pendidik akan membantu
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan Islam dan dapat membentuk
kepribadian pendidik, anak didik, atau calon pendidik dan semua yang
terlibat dalam dunia pendidikan. Denganya diharapkan terciptanya manusia
yang beriman, bertakwa, berbudi luhur, dan berketerampian sesuai dengan
tujuan pendidikan.
A. Tujuan Dan Fungsi Pendidikan
Dalam perumusan tujuan pendidikan
Islam, paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:[6]
- Tujuan
dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertical maupun
horizontal.
- Sifat-sifat dasar manusia.
- Tuntutan masyarakat dan
dinamika peradaban kemanusiaan.
- Dimensi-dimensi kehidupan
ideal Islam.
Dalam aspek ini,ada 3 macam dimensi
ideal Islam, yaitu ;[7]
- Mengandung
nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia
dibumi.
- Mengandung nilai yang
mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.
- Mengandung nilai yang dapat
memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.
Fungsi
dan tujuan
pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003
Bab II Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.[8]
Secara yuridis bunyi UU tersebut
mengisyaratkan bahwa pendidikan kita harus memiliki karakter
positif
yang kuat, artinya praktik pendidikan tidak semata berorientasi pada
aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga dimensi taksonomi
pendidikan, yakni Read
more:
Pentingnya karakter positif pendidikan
Tujuan pendidikan itu terdapat dalam Peraturan
Pemerintah No 55 tahun 2007, tentang pendidikan agama dan keagamaan,
yaitu ;[9]
a.
Pasal 1
· Ayat 1 Pendidikan Agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan ketrampilan peserta
didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan
sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur,
jenjang dan jenis pendidikan
· Ayat 2 Pendidikan keagamaan adalah
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan
peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama
dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya.
b.
Pasal 2
· Ayat 1. Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME serta berakhlak
mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intern dan
antar umat beragama
· Ayat 2 Pendidikan agama bertujuan untuk
berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni
c.
Pasal 8
· Ayat 1. Fungsi Pendidikan Keagamaan Mempersiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli agama
· Ayat 2. Pendidikan Keagamaan
bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan
nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama, yang
berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif dan dinamis dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia
Menurut Hasan Langgulung yg dikutip
oleh Djamaluddin, Pendidikan Islam ialah pendidikan yg memiliki empat
macam fungsi yaitu :[10]
o Menyiapkan
generasi muda utk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat
pada masa yg akan datang. Peranan ini berkaitan erat dgn kelanjutan
hidup masyarakat sendiri.
o Memindahkan
ilmu pengetahuan yg bersangkutan dgn peranan-peranan tersebut dari
generasi tua kepada generasi muda.
o Memindahkan
nilai-nilai yg bertujuan utk memilihara keutuhan dan kesatuan
masyarakat yg menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu
masyarakat dan peradaban.
· Mendidik anak agar beramal di dunia
ini utk memetik hasil di akhir
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa tujuan pendidikan
Islam dapat dibagi kepada tiga bagian berikut ini :[11]
Ø Tujuan
Individual
Pada bagian ini tujuan pendidikan diarahkan pada
terbentuknya pribadi muslim yang baik, yaitu seseorang yang berpikir,
merasa dan bekerja pada berbagai lapangan kehidupan pada setiap waktu
sejalan dengan apa yang diperintah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Orang
semacam ini hidup sejalan dengan akidah Islamiyahnya, serta mati dalam
keadaan beragama Islam.
Ø Tujuan
Sosial
Pada dasarnya manusia itu memiliki
dua sisi kehidupan, yaitu sisi kehidupan individual yang berhubungan
dengan beriman kepada Allah dan sisi kehidupan sosial yang berhubungan
dengan masyarakat, tempat manusia itu hidup. Oleh karena itu, Pendidikan
juga harus diarahkan pada terciptanya masyarakat yang baik yang sejalan
dengan ketentuan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Pada tujuan sosial ini, pendidikan diarahkan agar
dapat melahirkan manusia-manusia yang dapat hidup bersama dengan orang
lain, saling membantu, menasehati, mengatasi masalah, dan seterusnya.
Ø Tujuan
Da’wah Islamiyah
Allah SWT telah mengutus para rasul sebagai pemberi
kabar gembira dan memberi peringatan, sehingga segenap manusia hanya
mengikuti Allah dan Rasul-Nya saja. Sementara manusia juga memikul beban
mengajak manusia lainnya kepada jalan yang baik dan mencegah berbuat
buruk. Hal ini sejalan dengan firman Allah Q.S. Ali-Imran : 110 yang
berbunyi :
كُنْتُمْ خَيْرُ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ
بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ
بِاللهِ…….. {ال- عمران : 110}
Artinya :“Kamu adalah ummat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”
Abu Hurairah mengatakan bahwa kehadiran manusia yang
datang kepada manusia yang lain dengan dakwah adalah berupaya
melepaskan belenggu dari rantai kebodohan sehingga mereka itu dapat
masuk surga. Orang semacam itu rela mengorbankan harta dan jiwanya dalam
berjuang untuk kemanfaatan manusia. Orang seperti inilah yang termasuk
ummat yang baik. Makhluk itu tak ubahnya bagaikan keluarga Allah, mereka
berusaha mencintai Allah dengan jalan memberikan sesuatu yang
bermanfaat bagi makhluk-Nya itu.
Untuk
mencapai tujuan pendidikan tahap ketiga ini dapat dilakukan dengan dua
cara. Pertama dengan menyebar-luaskan ilmu dan ma’rifat yang didatangkan
Al-Qur’an al-Karim sebagaimana hal itu dilakukan kaum salaf. Kedua
dengan cara berjihad yang sungguh-sungguh sehingga kalimat Allah yang
demikian tinggi itu dapat berdiri tegak.
Dari
uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam
ialah menumbuh-kembangkan pribadi anak sesuai dengan nilai-nilai Islam
yang benar. Oleh karena itu, berbicara pendidikan Islam, baik makna
maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan
tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman
nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai kesempurnaan hidup
(keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang
kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat
kelak).
B. Hakekat Pendidikan Islam
Pendidikan di lembaga erat kaitanya dengan kewajiban
menuntut ilmu. seperti di ketahui menuntut ilmu dalam islam hukumnya
wajib, dalam sebuah hadits Qudsi,Allah Swt,berfirman :
"Wahai
anak Adam (seluruh manusia)belajarlah ilmu-ilmu yang wajib atas kamu
untuk mempelajarinya,kerena barang siapa yang tidak memiliki ilmu,maka
ia tidak mempunyai akal dan tidak pula Agama,Barang siapa yang tidak
mempunyai agama maka di akhirat ia tidak mempunyai surga."
Hakikatnya
pendidikan itu merupakan :[12]
- Proses
yang pasti, karena bersumber dari sifat Allah yang mendidik yang
menciptakan manusia secara fitrah selalu menginginkan kemajuan
secara terus menerus.
- proses yang tetap, karena bersumber
dari Allah dan berproses sesui dengan sunnatullah dan tidak
bergeser sedikitpun.
- Proses yang objektif, kerena
pendidikan berlaku untuk segenap manusia tidak bergantung kepada
apa dan bagaimana status sosialnya di muka bumi ini.
- Memelihara ketauhidan umat manusia
terhadap Allah SWT, yang merupakan inti dari hidup dan kehidupan
umat manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dari seluruh uraian diatas tentang
pendidikan maka hakekat pendidikan Islam sebenarnya adalah semua yang
ada pada diri manusia tidak terlepas dari pendidikan khususnya
pendidikan Islam yang menjadi landasan yang mendasar dan menjadi acuan
bagi manusia untuk memulai pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan.
C. Hakekat Pendidik Dalam Pendidikan
Islam
Dikutip
dari Abudin Nata, pengertian pendidik adalah orang yang
mendidik.Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang
yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus pendidikan
dalam persepektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita
melihat secara fungsional kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi
atau penyalur pengetahuan, keterampilan.[13]
Jika menjelaskan pendidik ini selalu dikaitkan
dengan bidang tugas dan pekejaan, maka fareable yang melekat adalah
lembaga pendidika. Dan ini juga menunjukkan bahwa akhirnya pendidik
merupakan profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada diri
seseorang yang tugasnya adalah mendidik atau memberrikan pendidikan.
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki
tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam
perspektif pendidikan Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan
seluruh potensi peserta didik baik potensi efektif, kognitif, maupun
psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Beberapa ahli
pendidikan yang memberikan arti pendidik adalah :[14]
- Marimba
mengartikan pendidik sebagai orang yang mempertanggung jawabkan
sebagai pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan
kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan peserta didik
- Sutari Imam Barnadib
mengemukakan bahwa pendidik adalah orang yang dengan sengaja
mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik
v Tugas Pendidik Menurut Filsafat
Pendidikan Islam
Dalam Islam tugas seorang pendidik dipandang sebagai
sesuatu yang sangat mulia. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik.
Dalam operasionalnya mendidik merupakan rangakaian proses mengajar,
memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dsb.
Disamping itu pendidikjuga bertugas sebagai fasilitator dan motivator
dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik
dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis.
Menurut Ahmad D. Marimba, tugas pendidik dalam
pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau
kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif bagi
berlangsungnya proses kependidikan, menambah dan mengembangkan
pengetahuan yang dimiliki guna ditranformasikan kepada peserta didik,
serta melihat kekurangan dan kelebihannya.[15]
ü Tugas Pendidik secara umum :
Pada hakekatnya mengemban misi yang mengajak menusia
untuk tunduk dan patuh pada hukum – hukum Allah, guna memperoleh
keselamatan dunia dan akhirat.
ü Tugas Pendidik secara khusus :
- Sebagai
pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan
penilaian setelah program itu dilaksanakan.
- Sebagai pendidik (edukator)
yang mengarahkan peserta didik pada tinggakat kedewasaan yang
berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah menciptakan
manusia.
- Sebagai pemimpin (managerial)
yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan
masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang
dilakukan itu.
Sedangkan
tanggung jawab dari seorang pendidik adalah :[16]
1)Bertanggung moral.
2)Bertanggung jawab dalam bidang pedidikan.
3)Tanggung jawab kemasyarakatan.
4)Bertanggung jawab dalam bidang keilmuan
1)Bertanggung moral.
2)Bertanggung jawab dalam bidang pedidikan.
3)Tanggung jawab kemasyarakatan.
4)Bertanggung jawab dalam bidang keilmuan
Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya
memiliki karakteristik yang dapat membedakannya dari yang lain. Dalam
hal ini An-Nahlawi membagi karakteristik pendidik muslim kepada beberapa
bentuk, diantaranya yaitu:
- Bersifat
ikhlas: melaksanakan tugasnya sebagaipendidik semata-mata untuk
mencari keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.
- Mempunyai watak dan sifat
rubbaniyah.
- Bersifat sabar dalam mengajar.
- Jujur dalam menyampaikan apa
yang diketahuinya.
- Mampu menggunakan metode
mengajar yang bervariasi.
- Mampu mengelola kelas dan
mengetahui psikis anak didik, tegas dan proposional.
Sementara dalam kriteria yang sama
Al-Abrasyi memberikan batasan tentang karakteristik pendidik,
diantaranya :
- Seorang pendidik hendaknya
memiliki sifat zuhud yaitu melaksanakan tugasnya bukan semata-mata
karena materi akan tetapi lebih dari itu adalah karena mencari
keridhaan Allah.
- Seorang pendidik hendaknya
bersih fisiknya dari segala macam kotoran dan bersih jiwanya dari
segala macam sifat tercela.
- Seorang pendidik hendaknya
Ikhlas, tidak riya’, pemaaf, dan mencintai peserta didik juga
mengatahui karakteristik anak didiknya.
v Tujuan Pendidik
Pendidik adalah orang yang mempunyai rasa tanggung
jawab untuk memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya demi mencapai kedewasaannya, mampu
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk tuhan, makhluk sosial dan sebagai
individu yang sanggup berdiri sendiri.[18]
Orang yang pertama yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak atau pendidikan anak adalah orang tuanya, karena
adanya pertalian darah secara langsung sehingga ia mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap masa depan anaknya.
Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun karena mereka tidak mempunayai kemampuan, waktu dan sebagainya, maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang dikira mampu atau berkompeten untuk melaksanakan tugas mendidik.
Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun karena mereka tidak mempunayai kemampuan, waktu dan sebagainya, maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang dikira mampu atau berkompeten untuk melaksanakan tugas mendidik.
Dari uraian diatas, maka dapat
dikatakan bahwa hakekat pendidik yang pada dasarnya seorang Pendidik
adalah orang yang tergolong penting dalam pendidikan karena seorang
pendidik adalah orang yang memberikan pendidikan kepada anak didiknya.
Seorang pendidik adalah subjek dalam proses pendidikan dan pengajaran
Islam. Jadi pada hakekatnya proses pendidikan tidak akan berjalan secara
efisien tanpa adanya pendidik yang mampu menjadi sebenar – benarnya
pendidik.[19]
D. Hakekat Peserta Didik Dalam
Pendidikan Islam
Peserta
didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan
dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan
fitrahnya.[20]
Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak
hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga
mereka harus diperlukan sebagai subjek pendidikan, diantaranya adalah
dengan cara melibatkan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam
proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik
dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau
ilmu, bimbingan dan pengarahan.
Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh
pendidikan, secara kodrati anak membutuhkan dari orang tuanya.
Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar
yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini
keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh
sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan, diantaranya, yaitu :[21]
1)
Aspek Paedogogis.
Dalam
aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal educandum,
makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia dapat
dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik,
sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya
dilatih secara dresser. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya
dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan.
2)
Aspek Sosiologi dan Kultural.
Menurut ahli sosiologi, pada perinsipnya manusia
adalah moscrus, yaitu makhlik yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk
hidup bermasyarakat.
3) Aspek Tauhid.
Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang
mengakui bahwa manusia adalah makhluk yang berketuhanan, menurut para
ahli disebut homodivinous (makhluk yang percaya adanya tuhan) atau
disebut juga homoriligius (makhluk yang beragama)
BAB
III
PENUTUP
Sebagai penutup dalam penulisan makalah ini, maka
dari uraian di atas penulis menyimpulkan semua apa yang telah dibahas.
Sistem pendidikan Islam yaitu suatu kesatuan komponen yang
terdiri dari unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan sesuai dengan ajaran Islam yang tidak terlepas dari syariat Islam
itu sendiri.
Filsafat
Pendidikan Islam itu
merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat
dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist
sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof
Muslim, sebagai sumber sekunder.[22]
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa
tujuan pendidikan Islam dapat dibagi kepada tiga bagian berikut ini :[23]
Ø Tujuan
Individual
Ø Tujuan Sosial
Ø Tujuan
Da’wah Islamiyah
Hakekat pendidikan Islam sebenarnya adalah semua
yang ada pada diri manusia tidak terlepas dari pendidikan khususnya
pendidikan Islam yang menjadi landasan yang mendasar dan menjadi acuan
bagi manusia untuk memulai pendidikan dan mencapai tujuan pendidikan
yang diharapkan.
Pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam
bidang mendidik. Secara khusus pendidikan dalam persepektif pendidikan
islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
seluruh potensi peseta didik.
Sedangkan peserta didik adalah makhluk yang berada
dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya
masing-masing, dimana mereka sangat memerlukan bimbingan dan pengarahan
yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
[1] Prof. H.M. Arifin,
M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994)
hal. 1
[2]
http://tutorialpai.mkdu.upi.edu/?p=265
[3]
http://mbegedut.blogspot.com?2010/10/pengertian-filafat-pendidikan-Islam.html
[4] Prof. H.M. Arifin,
M.Ed, Op, Cit
[5] Prof. Dr. H.
Jalaluddin, dkk, Filsafat PendidikaN, Manusia, Filsafat dan
Pendidikan, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2007) hal. 37
[6]
http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/hakekat-pendidikan-islam.html
[7] Delsajoesafira, ibid
[8]
http://tutorialpai.mkdu.upi.edu/?p=265
[9]
http://www.scribd.com/doc/14811521/pp-NO-55-TAHUN-2007
[10]
http://blog.re.or.id/pendidikan-islam-indonesia.htm
[12]
http://www.rialnamiraislamcschool.co.cc/2010/01/hakikat-pendidikan-islam.html
[13]
http://rumahmakalah.wordpress.com/2009/05/18/hakekat-pendidik-dan-peserta-didik/
[15] ibid
[17] ibid
[19] ibid
[20]
http://icheelrahma.blogspot.com/2010/10/hakekat-pendidikan-dalam-pendidikan-islam.html
[22]
http://mbegedut.blogspot.com?2010/10/pengertian-filafat-pendidikan-Islam.html
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Jalaluddin, dkk, Filsafat Pendidikan Manusia
Filsafat dan Pendidikan, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2007
Ø Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta
: Bumi Aksara, 1994